Studi Kasus: Kontribusi Teknisi Perancah pada Proyek-Proyek Infrastruktur Nasional

Dalam proyek pembangunan berskala besar, keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh desain arsitektur atau kualitas material—tetapi juga oleh keahlian para pekerja di lapangan. Salah satu profesi yang memegang peran penting namun sering kali tak tampak adalah teknisi perancah. Mereka bertanggung jawab atas instalasi perancah—struktur sementara yang menjadi fondasi kerja bagi para tenaga konstruksi di ketinggian.
Melalui dua studi kasus utama, yakni proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung dan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), kita dapat melihat bagaimana kontribusi teknisi perancah menjadi penentu kelancaran dan keselamatan dalam pembangunan infrastruktur nasional.
Apa Peran Teknisi Perancah?
Sebelum masuk ke studi kasus, penting untuk memahami peran teknisi perancah. Mereka adalah tenaga kerja terlatih yang bertugas memasang, mengevaluasi, dan membongkar struktur perancah. Tanggung jawab mereka mencakup:
- Memastikan struktur perancah aman dan stabil
- Menghitung daya dukung dan distribusi beban
- Beradaptasi dengan medan proyek yang beragam
- Menjaga standar keselamatan kerja (K3)
Dengan kata lain, teknisi perancah menjadi penghubung antara rancangan teknis dan praktik kerja nyata di lapangan.
Studi Kasus 1: Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung
Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) merupakan salah satu megaproyek strategis nasional yang membutuhkan dukungan infrastruktur tinggi dalam waktu singkat. Dalam pembangunan jembatan layang, terowongan, dan pilar-pilar beton raksasa, teknisi perancah memiliki peran sangat vital.
Tantangan Lapangan
Pembangunan dilakukan di berbagai kondisi geografis: dari kawasan padat penduduk hingga lereng-lereng berbukit. Setiap lokasi memerlukan sistem perancah dengan pendekatan berbeda. Misalnya:
- Di area urban, teknisi harus merancang perancah ramping agar tidak mengganggu lalu lintas.
- Di lereng dan tanah tidak rata, perancah harus disesuaikan agar tetap stabil meskipun tidak memiliki permukaan datar.
Para teknisi menggunakan sistem modular yang dapat diatur ulang sesuai kebutuhan struktur dan lokasi. Ketelitian mereka dalam mendesain dan merakit sistem ini berdampak langsung pada percepatan pembangunan pilar viaduk dan instalasi komponen beton pracetak.
Dampak Positif
- Efisiensi waktu kerja meningkat berkat perancah yang dirancang tepat guna
- Kecelakaan kerja minim, karena teknisi mematuhi standar keselamatan tinggi
- Koordinasi dengan tim K3 lebih mudah karena teknisi memahami prosedur risiko
Kontribusi teknisi perancah membantu proyek ini tetap berjalan sesuai target, bahkan saat menghadapi tekanan waktu dan kompleksitas medan.
Studi Kasus 2: Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN)
Pindah ke Kalimantan Timur, proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) menawarkan tantangan yang jauh berbeda. Di tengah kawasan hutan dan curah hujan tinggi, pembangunan infrastruktur dasar seperti gedung pemerintahan, jalan, dan jembatan memerlukan sistem perancah yang kokoh namun fleksibel.
Kolaborasi dan Pelatihan
Berbeda dari proyek KCJB, di IKN terjadi kolaborasi antara teknisi perancah dari luar daerah dengan tenaga lokal. Banyak pekerja setempat dilatih untuk menjadi teknisi perancah bersertifikasi. Ini bukan hanya strategi teknis, tetapi juga langkah strategis untuk membangun kapasitas SDM lokal.
Lembaga pelatihan kerja setempat bekerja sama dengan BNSP untuk memberikan pelatihan cepat, sehingga tenaga kerja lokal bisa langsung terlibat dalam tahap pembangunan.
Solusi Inovatif
- Menggunakan sistem perancah ringan agar mudah dipindah di area tanpa akses alat berat
- Menerapkan teknik pemasangan cepat untuk mengejar deadline proyek
- Membuat struktur perancah anti-selip dan tahan cuaca ekstrem
Para teknisi juga harus mampu bekerja dalam kondisi minim infrastruktur pendukung. Kreativitas mereka sangat berperan dalam menjaga ritme pembangunan tetap stabil meskipun menghadapi tantangan logistik.
Dampak Sosial
Selain keberhasilan teknis, proyek IKN menunjukkan bahwa kontribusi teknisi perancah juga membawa nilai sosial dan ekonomi. Pelatihan dan pemberdayaan tenaga lokal menciptakan efek domino positif:
- Peningkatan keterampilan kerja
- Ketersediaan lapangan pekerjaan jangka panjang
- Dukungan terhadap pembangunan berkelanjutan
Kesimpulan
Dua studi kasus di atas membuktikan bahwa teknisi perancah memainkan peran strategis dalam proyek infrastruktur nasional. Mereka bukan hanya pekerja teknis, tetapi juga bagian dari solusi atas tantangan medan, waktu, dan keselamatan kerja.
Dalam proyek sekompleks Kereta Cepat Jakarta–Bandung, teknisi perancah menjadi penggerak efisiensi dan keamanan. Sementara di proyek Ibu Kota Nusantara, mereka menjadi ujung tombak dalam inovasi teknik sekaligus pemberdayaan masyarakat lokal.
Ke depan, peningkatan pelatihan, sertifikasi, dan pengakuan terhadap profesi ini sangat penting untuk menjamin pembangunan infrastruktur Indonesia yang kokoh, aman, dan berkelanjutan.
Ingin perusahaan Anda punya program K3 yang optimal? Jadwalkan simulasi rutin, latih petugas Anda, dan pastikan seluruh karyawan tahu apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat. Karena keselamatan kerja adalah tanggung jawab bersama.
Butuh Pelatihan atau Audit K3 di Perusahaan Anda?
Hubungi kami:
📧 tmi.update@gmail.com
📞 (021) 8991 6788 / 2215 6402
🌐 Trainers Management Indonesia – Kompeten, Terpercaya, Profesional