Master Of Ceremony (MC) adalah orang yang memimpin dan mengarahkan acara sesuai dengan tujuan.
Tugas seorang MC adalah memimpin jalannya acara, mengembalikan konsentrasi audience, membagun dan menselaraskan suasana serta membuat audience merasa nyaman dan betah selama acara berlansung. Banyak sekali tips menjadi Profesional Master Of Ceremony. Ketika MC tidak melakukan persiapan matang, gagal berkoordinasi dengan baik, kurang mampu mengkondisikan suasana, dan memiliki mentalitas yang buruk, dampaknya akan terlihat jelas. Pesan yang ingin disampaikan kepada audiens tidak tersampaikan dengan baik, MC bisa dimarahi, merasa kecewa pada diri sendiri, terjadi perselisihan dengan undangan atau pengisi acara, acara berjalan kurang lancar, dan yang lebih buruk, MC mungkin tidak akan dipilih lagi untuk acara berikutnya.
Oleh karena itu perlunya kita mengetahui pinsip-prinsip untuk menjadi MC yang professional, diantaranya :
- Keberhasilan sebuah acara berawal dari energi yang tercipta
- Sebelum semua terjadi, maka persiapan adalah kunci untuk sukses
Tidak hanya mengetahui prinsip-prinsipnya saja, kita juga harus mengetahui langkah-langkah untuk menjadi MC yang professional, seperti :
Tingkatkan energi positif dalam diri
Dengan meningkatkan energi positif dalam diri kita, kita dapat melawan energi negatif yang berasal dari luar yaitu peserta yang kurang aktif, panitia yang menyebeli, maupun pengisi acara yang telat datang. Energi negatif itu tidak hanya berasal dari luar akan tetapi juga berasal dari dalam diri kita. Dalam survey di Amerika tahun 2014, ketakutan terbesar kita adalah public speaking sebesar 29%.
Ketakutan public speaking atau Glossophobia dapat berasal dari mindset kita. Beberapa hambatan dalam mindset kita antara lain sulit berbicara di depan umum, takut ditolak, bicara tidak sistematis, kurang percaya diri dengan penampilan, bicara terlalu cepat, dan takut ditertawakan. Untuk tampil lebih percaya diri secara instan, kita bisa memperbanyak menonton film imajinatif, mengatur pernapasan, mengatur postur tubuh, dan “menyalakan” tombol On dalam diri kita. Selain itu, kita juga harus menyesuaikan penampilan dengan acara atau kegiatan yang kita bawakan, baik formal atau informal, memilih warna pakaian yang tepat, mencocokkan atasan dan bawahan, serta menyesuaikan dengan citra diri kita. Maka dengan begitu kita akan tampil dengan pede serta menyalurkan energi positif kepada audience.
Buatlah konten bicara yang menarik
Saat penampilan kita sudah bagus dan kita juga sudah pede akan tetapi konten yang kita bawakan kurang menarik audience, itu akan menghambat kita dalam membawakan acara tersebut.menghambat kita dalam membawakan acara tersebut.
Untuk itu buatlah konten yang menarik dengan menggunakan metode PJP.
Apakah metode PJP tersebut ?
Metode PJP ialah metode pembuka, jembatan serta penutup saat menjadi MC, yaitu :
-
Pembuka
Jurus pembuka dalam konten opening adalah memanfaatkan 60 detik pertama untuk menarik perhatian audiens. Setelah itu, ikuti alur pembuka dengan menyampaikan salam dan sapaan, memberikan apresiasi kepada audiens dan pengisi acara yang sudah meluangkan waktu untuk hadir, serta mengajak berdoa bersama. Lanjutkan dengan memperkenalkan diri, kemudian bacakan rundown atau susunan acara secara jelas.
-
Jembatan
Bridging session atau jembatan sangat berguna untuk menjembatani antara pembuka untuk masuk ke dalam materi.
Dalam bridging session, terdapat teaser, edifikasi, serta ice breaking. Sebelum masuk ke dalam materi, tampilkan teaser atau video singkat tentang perusahaan atau fasilitator, lalu lanjutkan dengan edifikasi pembicara yang mencakup nama, jabatan, latar belakang pendidikan, dan prestasinya. Sebelum memanggil pembicara untuk memaparkan materi, lakukan ice breaking atau atensi untuk mencairkan suasana terlebih dahulu.
Perhatikan baik-baik saat memilih ice breaking. Pastikan ice breaking yang dipilih benar-benar mampu mencairkan suasana. Usahakan ice breaking yang digunakan memiliki kaitan dengan materi yang akan dipaparkan, serta libatkan audiens agar semuanya bisa ikut aktif. Sebelum pelaksanaan ice breaking, sampaikanlah instruksi dengan jelas ke audience atau peserta serta tujuan kita melakukan ice breaking tersebut. Setelah memberikan instruksi, berikanlah contoh agar audience dapat memahaminya. Dan setelah itu mintalah audience agar dapat melakukannya. Saat ice breaking telah dilaksanakan dan suasana audience juga sudah mencair, barulah penyambutan narasumber dan pemaparan materi.
-
Penutup
Penutupan harus mencakup harapan kita kepada audiens serta apresiasi kepada pengisi acara atau narasumber dan audiens yang telah hadir. Selain harapan dan apresiasi, kita juga perlu memberikan call to action, mengajak audiens untuk menerapkan apa yang telah dipelajari di tempat kerja mereka. Akhiri dengan salam dari kita sebagai penutup acara.
Sampaikan dengan menyenangkan
Pada saat kita menjadi MC, kita sangat berpengaruh pada acara tersebut, untuk itu pentingnya kita memperhatikan bahasa tubuh kita yang diantaranya adalah :
-
Tatapan mata
Agar tatapan mata kita hidup, tataplah audience dengan tatapan rata-rata 2-3 detik dan jika audience banyak, maka gunakanlah teknik scaning/sapu dengan aturan jam 10 sampai 02 agar audience merasa diperhatikan oleh kita.
-
Wajah ekspresif
Untuk menghidupkan wajah kita, gunakanlah wajah dengan ekspresif (smiling face) dan sesuaikan dengan pesan yang akan kita sampaikan ke audience.
-
Tangan aktif
Saat menjadi MC, usahakan tangan kita aktif dengan menyesuaikan audience yang dihadapan kita, gerakan tangan dapat membantu kita dalam menyampaikan pesan kita kepada audience. Akan tetapi hindarilah tangan yang hiperaktif dan perilaku yang tidak indah seperti memasukkan tangan ke saku.
-
Movement
Perlunya kita melakukan movement atau pergerakan agar saat kita membawakan suatu acara, acara tersebut tidak monoton. Selain itu, sebagai MC, kami tidak tetap diam di tempat saat penonton bertanya, tetapi bergerak maju untuk menjawab pertanyaan mereka. Jika ada penonton yang bertanya, tetapi mereka duduk jauh dari kita, kita harus menghampiri mereka. Saat kita kembali ke tempat kita, usahakan untuk tidak langsung membelakangi mereka, tetapi mundur beberapa langkah dan kemudian kembali ke posisi kita semula seperti biasa.
Saat kita membawakan acara formal dengan posisi duduk, perlunya kita memperhatikan posisi kita saat duduk yaitu dengan memiringkan sedikit kaki kearah lawan bicara kita.
Kesimpulannya, dengan mengetahui tips menjadi profesional Master of Ceremony (MC) kita tidak hanya sekedar berbicara di depan audiens. MC perlu memiliki persiapan matang, energi positif, dan keterampilan komunikasi yang baik untuk memastikan acara berjalan lancar dan sukses. MC harus mampu mengelola ketakutan berbicara di depan umum, menyajikan konten yang menarik dengan metode yang sistematis, serta menggunakan bahasa tubuh yang mendukung. Dengan demikian, MC yang profesional dapat memastikan acara berjalan sesuai rencana dan memberikan kesan positif bagi seluruh audiens.