Near Miss: Kenapa Insiden Hampir Celaka Harus Dilaporkan?

Near Miss: Kenapa Insiden Hampir Celaka Harus Dilaporkan?

Pernah nggak sih kamu lagi kerja, terus hampir aja kena benda jatuh dari atas kepala, atau hampir kesetrum pas mau nyambung kabel listrik? Tapi karena kamu sigap atau mungkin cuma lagi beruntung, akhirnya kamu selamat—nggak ada luka, nggak ada kerugian berarti. Nah, kejadian seperti ini dalam dunia keselamatan kerja disebut near miss, atau insiden hampir celaka.

Sayangnya, banyak dari kita yang menganggap near miss itu nggak penting untuk dilaporkan. “Toh nggak jadi celaka,” begitu pikir sebagian besar orang. Padahal, justru karena belum celaka itulah kita punya kesempatan untuk mencegah hal yang lebih buruk terjadi.

 

A. Apa Itu Near Miss?

 

Sebelum lanjut, kita samakan dulu persepsinya. Near miss adalah peristiwa yang hampir saja mengakibatkan kecelakaan, namun pada akhirnya tidak menimbulkan cedera maupun kerusakan. Bisa dibilang, ini adalah sinyal peringatan dari sistem kerja kita. Misalnya:

 

  • Seorang teknisi tergelincir akibat lantai yang licin, namun berhasil menyelamatkan diri dengan berpegangan pada meja.
  • Seorang pekerja nyaris tertabrak forklift akibat area blind spot di tikungan.
  • Alat berat mendadak berhenti beroperasi saat dipakai, tapi belum menyebabkan risiko apa pun.

 

Semua kejadian ini terlihat sepele, tapi bisa jadi pemicu kecelakaan serius kalau terus dibiarkan.

 

B. Kenapa Near Miss Harus Dilaporkan?

 

1. Mencegah Kecelakaan yang Sebenarnya

 

Bayangin kamu lihat baut longgar di tangga besi tapi kamu diam saja karena “ah, belum bahaya kok.” Lalu seminggu kemudian, tangga itu benar-benar patah dan menyebabkan rekan kerja jatuh.

Saat kita melaporkan near miss, kita memberikan kesempatan untuk memperbaiki kondisi sebelum risiko berkembang menjadi kecelakaan. Anggap aja kamu lagi dapat “kode alam” buat mencegah kejadian besar.

 

2. Membuka Mata Manajemen

 

Sering kali manajemen nggak tahu ada potensi bahaya di lapangan karena nggak ada yang lapor. Padahal, mereka butuh data untuk memperbaiki sistem kerja, SOP, atau bahkan desain fasilitas kerja. Laporan near miss adalah sumber informasi berharga buat ambil keputusan strategis soal keselamatan.

 

3. Membangun Budaya K3 yang Positif

 

Lingkungan kerja yang sehat dan aman bukan cuma tanggung jawab tim K3, tapi milik semua orang. Ketika pekerja aktif melaporkan near miss, artinya mereka peduli terhadap keselamatan diri sendiri dan orang lain. Ini tanda bahwa budaya K3 di tempat kerja mulai berkembang ke arah yang positif.

 

4. Mengurangi Biaya Tak Terduga

 

Kecelakaan kerja dapat menyebabkan kerugian besar bagi perusahaan, mulai dari biaya perawatan medis, terhentinya proses produksi, hingga rusaknya citra perusahaan. Dengan mencegah kecelakaan sejak fase near miss, perusahaan bisa menghemat biaya dan menjaga stabilitas operasional.

 

C. Kenapa Banyak Orang Masih Enggan Melapor?

 

Meskipun memiliki peran penting, faktanya masih banyak pekerja yang enggan atau merasa takut untuk melaporkan kejadian nyaris celaka. Beberapa alasan yang sering muncul:

 

  • Gue takut disalahin.”
  • Laporin juga nggak ditindaklanjuti.”
  • Ribet banget lapor ke supervisor.”
  • Lagian cuma hampir, bukan kecelakaan beneran.”

Masalah seperti ini bisa diatasi kalau perusahaan menyediakan sistem pelaporan yang mudah, cepat, dan bebas dari rasa takut. Misalnya, bikin formulir sederhana, pakai aplikasi, atau bahkan cukup lewat WA grup khusus pelaporan K3.

Selain itu, manajemen juga harus menunjukkan bahwa laporan near miss itu ditindaklanjuti dengan serius. Jadi pekerja merasa suaranya didengar dan laporannya membawa dampak nyata.

 

D. Tips Agar Pelaporan Near Miss Lebih Efektif

 

  • Buat sistem pelaporan yang mudah dan user-friendly.

Jangan paksa pekerja isi formulir 3 halaman cuma buat lapor insiden kecil.

 

  • Anonim pun nggak masalah.

Kalau pekerja takut lapor dengan nama, izinkan mereka pakai jalur anonim.

 

  • Berikan umpan balik.

Setelah laporan masuk, beri info ke pelapor bahwa laporan sudah diterima dan akan ditindaklanjuti.

 

  • Berikan apresiasi.

Bukan cuma tepuk tangan, tapi bisa juga dalam bentuk reward atau pengakuan. Hal kecil yang bisa bikin semangat.

 

  • Libatkan semua pihak.

Edukasi semua level dari staf hingga manajer bahwa near miss itu penting dan perlu perhatian bersama.

 

Intinya, near miss adalah sinyal bahaya yang dikirimkan sebelum kecelakaan benar-benar terjadi. Sayangnya, sinyal ini sering diabaikan karena dianggap “nggak penting.” Padahal, melaporkan near miss bisa jadi langkah awal menyelamatkan nyawa, menjaga kesehatan kerja, dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *